Publikasi: 4 tahun 10 bulan 21 hari 9 jam 20 menit yang lalu
Masyarakat Indonesia saat ini mayoritas
menggunakan 2 jenis bahan bakar untuk kendaraan mereka, yakni Pertalite dan
Pertamax. Keduanya memiliki perbedaan harga, karena kandungan yang ada di
masing-masing bahan bakar juga berbeda.
Karena kandungan oktan yang berbeda ini, Pertamax dianggap lebih baik daripada Pertalite untuk pengaruhnya terhadap mesin. Beberapa kendaraan terbaru juga menyarankan penggunaan Pertamax ketimbang Pertalite, agar kendaraan bisa awet dan sesuai dengan kebutuhan mesin.
Meski perbedaan harga hanya selisih sekitar Rp 2,000 an saja per liternya, banyak masyarakat cenderung memilih yang lebih murah. Sebagian bahkan menyesuaikan kondisi kantong, jika sedang ada uang lebih, mereka memilih Pertamax, dan jika sedang punya sedikit uang, mereka menggunakan Pertalite.
Tanpa disadari, penggantian penggunaan bahan bakar ini, tentu membuat kedua bahan bakar tercampur di dalam tangki. Karena saat pergantian tidak menunggu tangki benar-benar kosong. Lalu apakah ada dampak buruk, karena terlalu sering mencampur penggunaan Pertamax dan Pertalite? Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya anda mengerti perbedaan kandungan Pertamax dan Perlite.
Pertalite adalah produk terbaru dari Pertamina sebagai pengganti premium yang sudah tidak lagi diperbolehkan untuk dijual oleh pemerintah. Pertalite memiliki kandungan Ron 90 yang berwarna hijau dan jernih. Memiliki tambahan zat additive, pertalite bisa digunakan untuk perjalanan dengan jarak yang lebih jauh namun harganya lebih murah. Pertalite cocok untuk kendaraan konvensional seperti Vario, Beat, Mio type lama.
Sementara itu Pertamax merupakan produk pertamina yang memiliki oktan lebih tinggi yakni Ron 92. Pertamax hadir sejak tahun 1999 sebagai pengganti Premix dan Super TT yang diketahui memiliki bahan MTBE yang berbahaya bagi lingkungan.
Pertamax sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki rasio kompresi 9,1 - 10,1. Khususnya untuk kendaraan dengan teknologi terkini seperti Electronic Fuel Injection (EFI). Karena kandungan oktan yang lebih tinggi dibandingkan Pertalite, Pertamax mampu menerima tekanan lebih besar dengan mesin yang memiliki kompresi lebih tinggi. Sehingga pembakaran menjadi jauh lebih optimal daripada Pertalite.
Selain itu Pertamax juga memiliki tambahan zat additive bernama EcoSave. Zat yang bisa mencegah adanya kerak pada di dalam mesin motor, sehingga komponen mesin menjadi lebih awet.
Setelah mengetahui penjelasan perbedaan kedua
jenis bahan bakar di atas, kesimpulannya, apakah ada efek mencampur Pertalite
dan Pertamax dalam satu tangki? Menurut sejumlah ahli teknik mesin, mencampur
Pertalite dan Pertamax bisa menghasilkan efek buruk pada mesin.
Alih-alih mendapatkan oktan yang lebih tinggi, justru akan menghilangkan sejumlah fitur tambahan yang ada di Pertamax. Contohnya, Pertamax memiliki kandungan yang bisa membersihkan kerak pada mesin, jika dicampur unsur tersebut akan hilang.
Proses pembakaran juga tidak berjalan dengan optimal dan semestinya, karena kedua bahan yang berbeda akan saling bercampur. Untuk jangka lama, mesin akan mengalami knocking atau ngelitik.
Selain itu, sejumlah kendaraan terbaru memiliki sensor deteksi bahan bakar yang lebih canggih. Sensor ini akan mendeteksi jika bahan bakar memiliki kandungan yang bukan semestinya. Jika ada pencampuran bahan bakar yang berbeda, indikator tersebut akan menyala.
Jadi, sangat tidak dianjurkan untuk
mencampurkan kedua bahan bakar tersebut karena akan menurunkan performa mesin
bahkan bisa berdampak buruk pada kerusakan mesin dalam jangka panjang. Jika
ingin berganti bahan bakar, usahakan tangki bensin benar-benar kosong terlebih
dahulu.
Cari Aman Wahana Makmur Sejati Yayasan Wahana Artha
13 November 2024 - administrator
12 November 2024 - administrator
11 November 2024 - administrator